(azzahra)
Gadis remaja itu, masih terdiam disalah satu taman kota singgah
dia duduk di bangku sambil menatapi surat kelulusan yang baru saja ia terima. Ya gadis itu Bora namanya, baru lulus SMA. Sambil menatapi surat kelulusanya perlahan air matanya meluruh teringat pembicaraan dengan ibunya tiga bulan yang lalu.
tiga bulan yang lalu………
keadaan ekonomi keluarga Bora sedang tidak stabil karena beberapa hari lalu orang tua Bora harus menutup toko beras yang selama ini menjadi sumber penghasilan mereka. Toko beras keluarga Bora harus tutup karena sebuah masalah yang belum Bora mengerti saat itu. Kini ayah Bora bekerja menjadi supir yang gaji nya tak seberapa.
pagi hari ibu bora mendatangi kamar bora dan tersenyum lembut.
“Bora, cita cita kamu mau jadi apa nak?”
“Bora mau jadi duta besar bu, jadi bora mau kuliah di jurusan hubungan internasional”Seolah mengerti arah pembicaraan, Bora menjawabnya langsung pada intinya.
“Bora, semoga tercapai ya impian kamu, tapi gimana kalau sampai tiga bulan kedepan ekonomi keluarga kita belum stabil seperti dulu?, bora mau gak kalau kuliah tapi di jurusan yang biaya nya terjangkau dulu, biar ibu tak punya uang tapi bora bisa punya gelar sarjana supaya bora bisa dengan mudah dapat pekerjaan.ibu gak mau bora seperti ibu, menjadi orang bodoh yang minim pengalaman”.Bora menjawab dengan berat hati
“Bu masalah mencari ilmu itu bukan paksaan, bagaimana kalu minat dan bakat bora bertolak belakang dengan jurusan yang nanti bora jalani, Bora tahu kalau masuk HI itu butuh biaya besar. tapi bu kalupun ibu belum mampu untuk biaya kuliah bora tak apalah bu, tapi bora tidak akan memaksakan kehendak hanya untuk mendapat gelar sarjana bora mengambil langkah yang salah. belum tentu juga dengan gelar itu bora bisa suksek kedepanya, belum lagi kita masih punya tunggakan spp ke sekolah bora dan adik adik juga”.
Di sisi lain bora sangat inngin kuliah berhubung bora suka belajar ia sangat sedih menerima kenyataan ini. meskipun ibu bora menawarkan kuliah tapi tidak dengan jurusan fakultas yang bora ingin kan. tapi bora tidak ingin egois, ia tidak ingin hutang ibunya bertambah karena harus membiayai kuliah dan sekolah ke empat adik bora.
**
Dengan keputusan yang sudah bulat Bora memberi tahukan orang tua nya tentang rencana yang dia siapkan akhir akhir ini.Dengan kemampuannya bisa berbahasa asing Bora ingin merantau, bekerja di negri orang.
orang tua Bora akhirnya setuju dengan keputusan Bora, meskipun dengan berat hati, Setelah satu bulan mendapat kelulusan Bora pergi ke yayasan tenaga kerja indonesia untuk mencarikan tempatnya bekerja nanti, dan akhirnya Bora mendapatkan pekerjaan itu. Di negri sakura.
Bora menguatkan hatinya sendiri, berkali kali ia menahan tangisnya,berusaha fokus mati matian menahan pikirannya yang seolah akan meledak. Bora telah pergi….
“Katanya anak pertama itu harus sukses, anak pertama itu harapan keluarga, anak pertama itu orang pertama yang harus mencapai mimpinya. Tapi tidak denganku ibu, aku akan mencari jalan suksesku sendiri, kalaupun bukan aku yang memenuhi impian ibu, adik adik Boralah yang akan mewujudkannya. Bora akan menjadi tangga untuk adik adik Bora.
Gadis itu pergi merantau. Merelakan satu persatu mimpi demi keberlangsungan hidup keluarganya.
***