Tugas Fiqih Sunah Gea Widiya Pangestika
Kelas 6 Al-Furqon MBS Cibiuk Garut
Di pondok pesantren Al-Furqon MBS Cibiuk, para santri dibiasakan bangun sebelum adzan shubuh untuk melaksanakan ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW, salah satunya ibadah Sholat Witir atau sering disebut dengan penutup sholat malam. Apakah teman-teman tahu, apa sih yang dimaksud dengan sholat witir?
Sholat witir adalah sholat sunnah muakkad, sholat sunnah yang dianjurkan dan ditekankan oleh Rasulullah SAW,, dari Ali Ra., Ia berkata, sholat witir bukanlah keharusan seperti sholat wajibmu. Namun Rasulullah SAW mengerjakan sholat witir lalu bersabda,
“Wahai ahlul Qur’an kerjakanlah sholat witir sebab Allah itu witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil” HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim. Tirmidzi menyatakan hadits ini hasan. Menurut Hakim hadits ini sahih. (Sayyid Sabiq, 1940-an hal 327)
Waktu Sholat Witir
Para ulama bersepakat bahwa waktu sholat witir dimulai sesudah isya’ dan berakhir sampai waktu fajar. Dari mas’ud Al-Anshari ra., ia berkata, Rasulullah SAW pernah melakukan witir pada awal malam, pertengahan malam, dan pada penghujung malam. HR Ahmad dengan sanad sohih (Sayyid Sabiq, 1940-an)
Jumlah Rakaat Shalat Witir
Diperbolehkan mengerjakan sholat witir dua rakaat kemudian diakhiri dengan satu rakaat dengan tasyahud dan salam. Juga diperbolehkan mengerjakan nya dengan keseluruhan yaitu dengan dua kali tasyahud dan sekali salam. Semua cara ini diperbolehkan berdasarkan keterangan hadits yang bersumber dari Rasulullah SAW.
Bacaan Dalam Sholat Witir
Dalam Sholat witir, setelah membaca surat Al-Fatihah diperbolehkan membaca surat manapun dari Al-Qur’an. Namun, apabila mengerjakan sholat witir sebanyak tiga rakaat, maka setelah Al-Fatihah dianjurkan membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama dan membaca surat Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan surat Al-Ikhlas pada rakaat ketiga serta Al-Falaq dan An-Nas. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Dan Tirmidzi.
Keutamaan sholat witir yaitu, bahwa hambanya mengetahui bahwa Allah SWT menyukai hal hal yang ganjil. Jika seorang hamba mengerjakan apa yang Allah suka maka allah akan selalu menjaga hambanya, termasuk menjaga ilmu yang dimiliki.